Ringkasan
Apa Itu Penyakit Fimosis?
Gejala Penyakit Fimosis
Penyebab Penyakit Fimosis
Upaya Mencegah Penyakit Fimosis
Pengobatan Penyakit Fimosis
Sumber Referensi
Selain sebagai penanda sudah akil baligh atau dewasa, khitan juga merupakan bagian dari kesehatan. Pasalnya, bila tidak sunat hingga usia dewasa, bisa terkena phimosis atau fimosis.
Pada dasarnya, penyakit fimosis merupakan kondisi yang wajar bila terjadi ketika usia dini. Namun hal ini akan menjadi sebaliknya bila terjadi di usia dewasa.
Pada artikel berikut, akan membahas secara lebih jelas mengenai fimosis. Semoga bermanfaat!
Apa Itu Penyakit Fimosis?
Penyakit Fimosis didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk menarik kembali kulit (kulup atau kulit khatan) yang menutupi kepala (kelenjar) penis. Dalam hal ini, fimosis bisa muncul sebagai cincin ketat atau karet gelang dari kulup di sekitar ujung penis, mencegah pencabutan penuh.
Meski begitu, mengalami fimosis kemungkinan belum tentu menjadi masalah. Akan tetapi, hal ini akan menjadi sebuah masalah bila menyebabkan gejala yang tidak diinginkan. Misalnya saat terjadi fimosis parah dan meninggalkan lubang seukuran lubang jarum.
Fimosis sendiri memiliki dua jenis yakni fisiologis dan patologis. Fimosis tipe fisiologis merupakan kondisi normal, yang mana biasa dikaitkan dengan masa kanak-kanak dan akan hilang dengan sendirinya seiring bertambahnya usia.
Hal itu dikarenakan anak-anak memang dilahirkan dengan kulup yang ketat saat lahir dan pemisahan terjadi secara alami dari waktu ke waktu. Fimosis umumnya normal terjadi pada bayi atau anak yang tidak disunat dan biasanya sembuh dengan sendirinya saat menginjak usia 5-7 tahun.
Sedangkan patologis, biasanya dikaitkan dengan kondisi yang disebut sebagai balanitis xerotica obliterans (BXO). Dalam hal ini, fimosis terjadi karena jaringan parut, infeksi, atau peradangan.
Di sisi lain, retraksi kulup yang kuat juga bisa menyebabkan perdarahan, jaringan parut, dan trauma psikologis bagi anak dan orang tua. Bila ada pembengkakan kulup saat buang air kecil, kesulitan buang air kecil, atau infeksi, maka pengobatan diperlukan.
Gejala Penyakit Fimosis
- Kemerahan atau perubahan warna yang mungkin terjadi saat terinfeksi atau teriritasi
- Pembengkakan (peradangan) yang mungkin terjadi saat terinfeksi atau teriritasi
- Rasa sakit
- Nyeri saat buang air kecil (disuria)
- Nyeri saat ereksi atau aktivitas seksual
Penyebab Penyakit Fimosis
- Kebersihan yang kurang terjaga, itulah mengapa saat mandi, harus benar-benar membasuh dan membersihkan seluruh area tubuh, khususnya area kelamin.
- Kondisi kulit seperti eksim, psoriasis, lichen planus, dan lichen sclerosus
- Adhesi preputium atau jaringan parut yang membuat kulup tetap menempel di ujung (kelenjar) penis
- Cedera
- Infeksi, termasuk infeksi menular seksual (IMS)
Upaya Mencegah Penyakit Fimosis
Pada dasarnya, fimosis fisiologis tidak bisa dicegah. Pasalnya, kondisi ini hampir terjadi pada semua bayi yang baru lahir. Meski begitu, penting adanya untuk selalu menjaga kebersihan penis. Sehingga, orangtua atau pengasuh anak harus diberikan arahan tentang cara terbaik dalam membersihkan penis.
Tak cuma itu, mereka juga harus diberi pengetahuan untuk tidak terlalu khawatir mengenai fakta bahwa kulup tidak bisa digerakkan selama beberapa tahun pertama kehidupan. Hal ini mengingat saat anak-anak sudah cukup besar untuk merawat diri mereka sendiri, mereka harus diajarkan untuk membersihkan penis mereka sendiri.
Pastikan juga hanya menggunakan sabun lembut dan air hangat untuk membersihkan penis setiap harinya. Setelah itu, keringkan dengan lembut, serta pastikan tangan bersih sebelum menyentuh penis dan menggunakan pakaian dalam yang bersih.
Pengobatan Penyakit Fimosis
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, pada umumnya kasus fimosis bukan merupakan masalah serius dan tidak membutuhkan penanganan medis secara khusus. Bagi orangtua yang memiliki anak penderita fimosis, diharapkan untuk tidak menarik kulup penis secara paksa. Hal ini bisa memicu iritasi atau infeksi, bahkan timbul parafimosis yang berbahaya.
Namun bila fimosis menimbulkan gejala yang mengganggu aktivitas sehari-hari, tidak usah panik. Dokter akan memberikan langkah pengobatan. Jenis pengobatan yang dilakukan pun akan disesuaikan dengan usia dan tingkat keparahan yang dialami oleh pasien.
Adapun pengobatan yang bisa dilakukan diantaranya adalah:
- Perawatan Konservatif = dalam beberapa kasus, fimosis mungkin tidak memerlukan pengobatan khusus, terutama jika tidak menyebabkan masalah atau gejala yang signifikan. Perawatan konservatif seperti menjaga kebersihan penis dengan baik dan menghindari iritasi dapat membantu mengurangi risiko infeksi.
- Kortikosteroid Topikal = Dokter dapat meresepkan krim kortikosteroid topikal untuk membantu meredakan peradangan dan memperluas kulup. Krim ini biasanya dioleskan secara teratur pada area yang terkena selama beberapa minggu.
- Sirkumsisi = Sirkumsisi adalah prosedur bedah yang melibatkan pengangkatan sebagian atau seluruh kulit kulup. Ini adalah pilihan pengobatan yang lebih invasif dan biasanya dipertimbangkan jika fimosis menyebabkan masalah yang serius atau berulang.
.
Fimosis adalah kondisi medis yang umum terjadi pada pria, terutama pada bayi dan anak-anak. Meskipun gejalanya bisa bervariasi, fimosis dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan meningkatkan risiko infeksi jika tidak diobati.
Penting untuk memahami gejala, penyebab, pengobatan yang tersedia, dan langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko fimosis dan masalah terkaitnya. Konsultasikan dengan dokter jika kamu mengalami gejala fimosis atau memiliki kekhawatiran tentang kesehatan penismu.
Sumber Referensi
University of California, San Francisco. Phimosis. (https://urology.ucsf.edu/patient-care/children/phimosis diakses pada 30 Juni 2023)
Cleveland Clinic logo. 2021. Phimosis (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22065-phimosis diakses pada 30 Juni 2023)
dr. Pittara. 2022. Fimosis (https://www.alodokter.com/fimosis diakses pada 30 Juni 2023)
Artikel Terkait Lainnya