Ringkasan
1. Yoga Bukan Olahraga
2. Yoga Hanya Untuk Perempuan
3. Tak Boleh Yoga Saat Menstruasi
4. Yoga Hanya untuk Orang yang Fleksibel
5. Yoga Tidak “Mengeluarkan” Keringat
Sumber Referensi
Yoga telah menjadi trend kesehatan dan kebugaran yang semakin populer di seluruh dunia. Namun, seperti halnya fenomena lainnya yang nge-trend, muncul pula beragam mitos seputar hal ini.
Nah, agar tidak terjebak dengan mitos tentang yoga yang beredar dan menjadi salah paham, mari disimak penjelasan lengkapnya lewat artikel berikut.
Semoga bermanfaat.
1. Yoga Bukan Olahraga
Pernyataan apakah yoga dianggap sebagai olahraga atau bukan tergantung pada interpretasi dan definisi masing-masing orang terhadap kata "olahraga."
Jika melihat Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), olahraga diartikan sebagai gerak badan untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh.
Olahraga juga bisa diartikan sebagai aktivitas yang melibatkan fisik dan keterampilan dari individu atau tim yang dilakukan untuk hiburan.
Yoga sendiri pada dasarnya adalah suatu praktik yang melibatkan rangkaian gerakan, postur tubuh, asana, pernapasan, meditasi, dan konsentrasi.
Tujuan utama yoga sangat luas dan tak cuma untuk meningkatkan kebugaran fisik saja. Sebab beberapa kalangan turut mempraktikkan yoga secara rutin guna menjaga keseimbangan emosional.
Jadi, apakah yoga dianggap olahraga atau bukan, tergantung pada interpretasi dan perspektif masing-masing orang.
2. Yoga Hanya Untuk Perempuan
Ada anggapan bahwa yoga adalah aktivitas yang lebih cocok bagi wanita. Ini adalah mitos besar, karena yoga adalah latihan yang bermanfaat untuk semua jenis kelamin dan usia.
Banyak pria dengan beragam latar belakang dan profesi, dari aktor hingga atlet profesional, mengakui manfaat yoga dalam meningkatkan keseimbangan, kekuatan dan fleksibilitas tubuh mereka. Anjasmara hingga LeBron James adalah contoh nyatanya.
3. Tak Boleh Yoga Saat Menstruasi
Tidak ada aturan yang mutlak melarang melakukan yoga saat menstruasi. Keputusan untuk berlatih yoga selama menstruasi sebaiknya didasarkan pada kenyamanan dan kebutuhan individu masing-masing.
Beberapa wanita merasa nyaman berlatih yoga selama menstruasi, sementara yang lain mungkin memilih untuk tidak berlatih.
Hanya saja ada beberapa pertimbangan yang dapat diambil saat berlatih yoga selama menstruasi. Seperti tidak melakukan gerakan (asana) tertentu yang mungkin menimbulkan rasa tidak nyaman.
Misalnya gerakan (asana) Inversion seperti Sirsasana (Headstand) atau Sarvangasana (Shoulderstand). Kedua gerakan (asana) ini cenderung dihindari karena dapat meningkatkan aliran darah ke pelvis yang berpotensi menimbulkan rasa tidak nyaman.
Namun terdapat pula beberapa pose yoga yang diyakini bisa membantu meredakan nyeri menstruasi. Baddha Konasana misalnya, gerakan ini dapat membantu membuka area panggul.
Meredakan ketegangan di area tersebut sehingga otot-ototnya jadi lebih rileks. Ketika otot sudah rileks, rasa nyeri saat menstruasi pun akan berkurang.
4. Yoga Hanya untuk Orang yang Fleksibel
Salah satu mitos yang sering beredar tentang yoga adalah anggapan bahwa hanya orang yang sudah fleksibel yang dapat melakukannya. Tentu ini tidak benar, malahan dengan berlatih yoga, fleksibilitas tubuh akan ditingkatkan.
Peningkatan ini dilakukan lewat beragam gerakan (asana) yoga dan latihan pernapasan. Namun penting diingat, peningkatan fleksibilitas tubuh ini tidak langsung terjadi. Dibutuhkan latihan yang rutin dan konsisten.
Meski begitu, sebagai pemula, mungkin kamu merasa kaku atau kurang fleksibel saat akan berlatih yoga. Tenang saja karena ini adalah hal yang wajar.
Tetapi jangan jadikan ini sebagai alasan untuk tidak berlatih yoga. Lakukan latihan yoga secara konsisten dan buktikan sendiri bagaimana fleksibilitas tubuh kamu meningkat seiring waktu.
5. Yoga Tidak “Mengeluarkan” Keringat
Tidak benar bahwa berlatih yoga tidak akan mengeluarkan keringat sama sekali.
Meskipun beberapa jenis yoga (yoga yin dan restorative) mungkin tidak intens seperti olahraga lain yang dapat membuat tubuh berkeringat secara signifikan.
Namun banyak juga jenis yoga yang lebih dinamis dan energik seperti power yoga, vinyasa, ashtanga hingga hot yoga, yang akan meningkatkan detak jantung dan mempercepat pernapasan.
Termasuk mengaktifkan otot-otot tubuh, yang kesemuanya dapat menyebabkan produksi keringat lebih intens.
Penting untuk diingat bahwa intensitas keringat dapat bervariasi dari satu orang ke orang yang lain dan tergantung pada jenis yoga yang diikuti serta seberapa lama orang tersebut berpartisipasi dalam setiap sesi yoga.
Nah, supaya latihan yoga kamu semakin maksimal, lengkapi dengan rangkaian peralatan yoga kece dari Nirvana Store. Tersedia lengkap mulai dari matras super grip, yoga strap revolusioner sampai yoga block multifungsi.
Tertarik? Yuk, kunjungi Nirvana Store dan dapatkan diskonnya sekarang! Jangan sampai kehabisan.
Diharapkan dengan mengetahui mitos-mitos seputar yoga diatas, kamu dapat memahami yoga sebagai latihan yang bisa diadaptasi untuk semua kalangan.
Jangan biarkan mitos-mitos kadaluwarsa menghalangi kamu untuk “menjelajahi” dan merasakan manfaat siginifikan dari yoga.
Semangat berlatih yoga!
Sumber Referensi
Karen Asp. 2023. 7 Myths About Yoga That Shouldn’t Stop You From Doing It [online] (https://www.everydayhealth.com/yoga/myths-about-yoga-that-shouldnt-stop-you-from-doing-it/ diakses 17 Januari 2024)
Ann Pizer. 2023. 17 Most Common Myths & Misconceptions About Yoga [online] (https://liforme.com/blogs/blog/17-most-common-myths-misconceptions-about-yoga diakses 17 Januari 2024)
Artikel Terkait Lainnya