Ringkasan
Apa Itu Myasthenia Gravis?
Gejala Myasthenia Gravis
Penyebab Myasthenia Gravis
Upaya Pencegahan Myasthenia Gravis
Sumber Referensi
Merasa cepat lelah setelah melakukan aktivitas fisik, kemudian keluhan akan membaik setelah beristirahat terdengar sebagai hal yang wajar. Namun siapa sangka hal ini bisa menjadi tanda mengalami myasthenia gravis.
Myasthenia gravis merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan melemahnya otot tanpa bisa dikendalikan. Penyakit ini terbilang langka dan belum ada pengobatan yang bisa menyembuhkan secara total.
Meski begitu, gejala yang muncul bisa dikendalikan dengan mendapatkan pengobatan dan perawatan yang tepat. Lantas apa yang dimaksud dengan myasthenia gravis? Apa penyebab dan bagaimana gejalanya? Simak selengkapnya dalam artikel berikut ini.
Apa Itu Myasthenia Gravis?
Melansir laman resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, myasthenia gravis merupakan penyakit autoimun yang ditandai dengan melemahnya otot tubuh akibat gangguan pada saraf dan otot.
Penderita myasthenia gravis pada awalnya akan merasa cepat lelah setelah melakukan aktivitas fisik, namun keluhan ini akan membaik setelah beristirahat. Adapun gangguan saraf dan otot ini sendiri disebabkan oleh autoimun, yakni kondisi ketika sistem kekebalan tubuh (antibodi) malah menyerang tubuh orang itu sendiri.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, hingga saat ini belum ada obat yang bisa menyembuhkan myasthenia gravis secara total. Namun bisa diatasi dengan perawatan dan pengobatan yang tepat.
Myasthenia gravis bisa menyerang orang dari segala usia, namun kasus ini lebih sering terjadi pada wanita usia kurang dari 40 tahun dan pria di atas 60 tahun.
Gejala Myasthenia Gravis
Gejala myasthenia gravis biasanya diawali dengan tanda kelemahan otot bisa menjadi semakin parah bila sering digunakan. Maka dari itu, gejalanya pun bisa mereda dengan istirahat, namun kelemahan otot juga bisa kembali lagi.
Gejala tersebut cenderung berkembang seiring berjalannya waktu. Bahkan juga bisa mencapai yang terburuk dalam beberapa tahun setelah penyakit menyerang. Gejala-gejala yang muncul akibat myasthenia gravis bisa berupa kelemahan otot lengan atau kaki. Kemudian juga biasanya diawali dengan gangguan penglihatan seperti penglihatan kabur atau ganda akibat melemahnya otot-otot mata.
Lalu salah satu atau kedua kelopak mata juga bisa turun (ptosis). Selain berpengaruh pada penglihatan, gejala myasthenia gravis juga memengaruhi otot wajah dan tenggorokan. Pada kondisi ini, biasanya juga dibarengan dengan beberapa gejala lainnya seperti bicara menjadi cadel.
Kemudian sulit menunjukkan ekspresi wajah, misalnya tersenyum, suara serak, sulit mengunyah dan menelan makanan atau minuman, sehingga mudah tersedak. Selanjutnya adalah napas pendek, terutama saat berbaring atau setelah berolahraga.
Tak cuma itu, kondisi melemahnya otot akibat myasthenia gravis ternyata juga bisa menyerang bagian tubuh lain, seperti otot leher, lengan, dan tungkai dengan gejala seperti nyeri otot setelah beraktivitas, sulit mengangkat kepala setelah berbaring, sulit bergerak seperti bangun dari posisi duduk ke berdiri, mengangkat benda, naik turun tangga, menyikat gigi, atau mencuci rambut, serta gangguan dalam berjalan.
Setiap penderita myasthenia gravis bisa mengalami gejala yang berbeda-beda. Maka dari itu, bila tidak segera diobati dengan baik dan tepat, gejala akan berkembang secara perlahan dan cenderung memburuk dalam beberapa tahun.
Penyebab Myasthenia Gravis
Mengingat myasthenia gravis terjadi saat sistem kekebalan tubuh mengalami gangguan dan menghasilkan antibodi yang menyerang jaringan sehat dalam tubuh, maka dalam hal ini, antibodi menyerang jaringan yang menghubungkan sel saraf dan otot sehingga otot melemah dan penderitanya menjadi cepat lelah.
Namun sayangnya, penyebab pasti terjadinya gangguan autoimun pada penderita myasthenia gravis belum diketahui. Akan tetapi, kelainan pada kelenjar timus diduga sebagai faktor yang bisa meningkatkan risiko munculnya penyakit autoimun.
Perlu diketahui, kelenjar timus adalah kelenjar di bagian dada yang berperan sebagai penghasil antibodi. Pada sebagian penderita myasthenia gravis bahkan juga mengalami pembesaran kelenjar timus akibat tumor atau pembengkakan kelenjar.
Upaya Pencegahan Myasthenia Gravis
Mengingat belum ada pengobatan secara total, upaya pencegahan terjadinya myasthenia gravis pun belum ada cara pasti. Meski begitu, ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar gejala myasthenia gravis tidak semakin buruk.
Adapun cara tersebut diantaranya mencuci tangan sebelum makan dan setelah buang air, menggunakan masker ketika berdekatan dengan orang sedang sakit, tidak melakukan aktivitas yang berat atau berlebihan. Lalu menjaga suhu tubuh agar tidak terlalu dingin atau panas, mengendalikan stres, serta beristirahat dan tidur yang cukup.
Selain itu, penderita myasthenia gravis diharapkan untuk segera ke IGD, terlebih bila mengalami sesak napas. Pasalnya, kondisi ini bisa berkembang menjadi henti napas, sehingga penderita pun memerlukan alat bantu pernapasan secepatnya.
Sementara untuk pengobatan sendiri, ada pengobatan untuk meredakan gejala, meningkatkan fungsi otot, dan mencegah kelumpuhan otot-otot pernapasan yang berakibat fatal. Metode penanganannya pun berbeda-beda, bergantung pada usia, tingkat keparahan, serta kondisi secara keseluruhan.
Sumber Referensi
Kementerian Kesehatan. 2022. Myasthenia Gravis [Online] (https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/924/myasthenia-gravis diakses pada 5 Juli 2023)
dr Pittara. 2022. Myasthenia Gravis [Online] (https://www.alodokter.com/myasthenia-gravis diakses pada 5 Juli 2023)
Artikel Terkait Lainnya