Summary
Transformasi Diri melalui Yoga
Yoga Memotivasi Dirinya untuk Terus Belajar
The Pranava Yoga Studio : Rumah Untuk Kedamaian
Tips Pemula: Tak Ada Salahnya Mulai dengan Memaksa Diri
Inspirasi memang bisa di dapat dari mana saja, salah satunya lewat perjalanan hidup Ferry Sidabalok, pemilik sekaligus instruktur di The Pranava Yoga Studio, Kota Samarinda.
Perjalanan hidup pria yang akrab disapa Sir Ferry ini bisa jadi bukti nyata bahwa kehidupan sering kali membawa kita ke arah yang tak terduga.
Perjalanan Sir Ferry menjadi seorang guru yoga tidaklah mudah dan tentu saja penuh tantangan. Penasaran dengan kisah inspiratifnya? Yuk simak wawancara ekslusif Tim Nirvana Indonesia Yoga dengan Sir Ferry dalam artikel berikut ini.
Bermula dari kecintaan pada olahraga lari, Sir Ferry sempat merasa terpukul ketika mengalami cedera lutut yang memaksanya berhenti berlari. Namun, justru dari cedera itu ia menemukan dunia baru yang mengubah hidupnya: YOGA.
“Dulu saya suka lari, tapi setelah cedera lutut, berlari sepanjang 500 meter saja sudah sakit banget. Akhirnya mulai berkurang niat untuk larinya. Setelah itu saya sempat jadi pelatih workout sebentar. Satu waktu saya liburan nih ke Bali. Di sana, ada pegawai penginapan yang menawarkan untuk ikut kelas yoga. Awalnya coba-coba, tapi ternyata saya jatuh cinta sampai hari ini,” kenangnya.
Yoga menjadi lebih dari sekadar olahraga baginya, dari iseng coba-coba di penghujung tahun 2020, kini Sir Ferry mantab menjadikan yoga sebagai bagian dari hidupnya, panggilan hati dan profesi.
Transformasi Diri melalui Yoga
Sebelum terjun ke dunia yoga, Sir Ferry suka lari dan sempat menjajal profesi sebagai pelatih workout. Namun, di balik itu, ada waktu dimana ia merasa terjebak dalam pola pikir kompetitif yang sering membuatnya membandingkan diri dengan orang lain. Namun setelah mendalami yoga, semua itu berubah.
“Yoga membuat saya menjadi pribadi yang lebih baik. Kalau dulu mudah marah dan terlalu perfeksionis, sekarang saya lebih tenang dan bisa berpikir jernih. Itu terjadi secara alami, tanpa saya sadari,” ungkapnya.
Saat ditanya apa jenis yoga favoritnya, Sir Ferry menjatuhkan pilihan pada Classic Hatha Yoga. Sebuah gaya yoga tradisional (tanpa musik) yang fokus pada gerakan dasar. Baginya, ada keindahan dalam kesederhanaan di setiap gerakan yoga ini, yang menjadi ibu dari seluruh gerakan yoga.
Kecintaannya semakin bertambah ketika perjalanannya ke Rishikesh, India, kota kelahiran yoga, pada tahun 2023 lalu. Sebab di sana, ia belajar langsung dari guru-guru yoga lokal yang memperkenalkannya pada filosofi mendalam di balik gerakan yoga klasik.
“Saya terpesona dengan bagaimana gerakan sederhana bisa menyentuh jiwa. Guru saya di India mengajarkan bahwa yoga bukan hanya soal fisik, tapi juga tentang menyelaraskan tubuh dan jiwa. Saya tertarik karena bisa belajar dari basic lagi,” ujarnya.
Yoga Memotivasi Dirinya untuk Terus Belajar
Kini, sebagai instruktur yoga, Sir Ferry mengayomi dua filosofi.
- Pertama :Guru yang Baik Tidak Pernah Berhenti Belajar
- Kedua: Murid adalah Motivasi Terbesar untuk Terus Mengembangkan Diri.
.
“Saya ingin bisa terus membagikan ilmu dan memberikan pengajaran dan pelajaran yang terbaik untuk murid-murid saya. Itulah yang mendorong saya untuk terus belajar dan meningkatkan kemampuan. Saya juga rutin melakukan self-practice. Setiap hari, saya kombinasikan yoga, weightlifting dan kardio agar tetap bugar,” jelasnya.
The Pranava Yoga Studio : Rumah Untuk Kedamaian
Bagi Sir Ferry, yoga bukan sekadar olahraga untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh. Lebih dalam lagi, baginya yoga adalah sebuah jalan, sebuah cara menuju kebebasan dari penderitaan atau rasa menderita.
Ia merangkum filosofi yoga dalam tiga kata: Freedom of Suffering. Filosofi inilah yang menjadi inti dari kegiatan yoga di studionya, di mana healing menjadi tujuan utama.
“Yoga membantu kita terbebas dari rasa menderita, baik fisik maupun mental. Itu sebabnya saya mencintai yoga dan ingin menyebarkan manfaatnya kepada lebih banyak orang,” tuturnya.
Sir Ferry juga turut membagikan kisah atau pengalaman salah satu muridnya di The Pranava Yoga Studio. Murid tersebut datang dengan beban mental akibat masalah rumah tangga.
Adapun masalah tersebut yaitu perselingkuhan suami yang membuatnya merasa tertekan. Melalui meditasi dalam sesi yoga, murid ini perlahan menemukan kedamaian dan mampu melepaskan emosi negatif.
“Saat sesi meditasi, ada bagian untuk memaafkan. Murid ini bercerita bahwa ia merasa lega setelah bisa merelakan semua amarah yang ia pendam. Baginya, yoga menjadi jalan untuk sembuh secara mental,” kata Sir Ferry.
Lewat pengalaman muridnya, Sir Ferry ingin menyoroti dan menekankan esensi yang lebih mendalam bahwa yoga lebih dari sekadar aktivitas fisik.
Filosofi "Freedom of Suffering" yang ia tekankan selama mengajar, merefleksikan bahwa yoga dapat menjadi alat bertransformasi, baik secara fisik maupun mental.
Diharapkan dengan menjadikan healing sebagai tujuan utama di The Pranava Yoga Studio, ia menggarisbawahi potensi yoga dalam meredakan rasa sakit fisik, meredakan tekanan mental, dan menghadirkan kedamaian batin.
Melalui The Pranava Studio Samarinda, Sir Ferry tidak hanya mengajarkan gerakan yoga, tetapi juga memberikan ruang bagi siapa saja yang ingin menemukan kedamaian batin.
Tips Pemula: Tak Ada Salahnya Mulai dengan Memaksa Diri
Bagi banyak orang, memulai yoga sering kali terhambat oleh rasa malas maupun takut cedera. Sir Ferry punya tips sederhana namun efektif yaitu paksakan diri.
“Kadang, yang menghalangi kita adalah diri kita sendiri. Jika ingin membentuk kebiasaan baru, kita harus memaksa diri untuk melawan rasa malas,” sarannya tegas.
Namun ditekankan Sir Ferry, memaksa diri bukan berarti memaksakan tubuh melampaui batas. Tetapi melawan hambatan mental yang sering kali menjadi penghalang terbesar.
Sir Ferry menuturkan, dengan mengambil langkah kecil namun konsisten, bisa jadi cara terbaik untuk menciptakan kebiasaan. Mulai dari hadir di kelas yoga, mencoba gerakan sederhana, hingga menyisihkan waktu untuk latihan di rumah.
“Rasa malas, takut mencoba hal baru, takut cedera atau kekhawatiran lainnya adalah hal yang umum dirasakan pemula dalam yoga. Jadi sebaiknya paksa diri untuk melawan, kelihatan sepele. Tapi itu adalah langkah kecil yang berdampak besar,” tegasnya.
Other Related Articles