Unduh Aplikasi Nirvana

image Health

Health Category

Waspadai Sleep Apnea: Tetap Ngantuk Meski Sudah Cukup Tidur

24 July 2023

oleh Tiara Yola

Share

Tweet

Salin Tautan

Ringkasan

Apa Itu Sleep Apnea?

Jenis-jenis Sleep Apnea Berdasarkan Penyebabnya

Faktor Risiko Sleep Apnea

Gejala Umum Sleep Apnea

Dampak Sleep Apnea Terhadap Kesehatan

Upaya Mencegah Sleep Apnea

Sumber Referensi

Tidur merupakan kegiatan untuk merehatkan seluruh tubuh setelah melakukan aktivitas sehari-hari. 

Artinya, setelah tidur tubuh harusnya menjadi bugar kembali dan siap untuk beraktivitas.

Meski begitu, ternyata ada juga gangguan tidur yang justru tetap membuat kamu merasa kantuk meski telah tidur dalam waktu yang cukup. 

Jika kamu pernah merasakan hal ini, waspadai mengalami gangguan tidur sleep apnea.

Lewat artikel berikut, mari kita ulas secara lengkap mengenai sleep apnea. 

Semoga bermanfaat!

Apa Itu Sleep Apnea?

Sleep apnea sendiri merupakan gangguan tidur yang berpotensi serius lantaran membuat pernapasan berhenti sementara saat tidur. 

Biasanya, kondisi ini ditandai dengan mengorok saat tidur dan tetap merasa mengantuk meski telah tidur dalam waktu yang disarankan.

Istilah apnea sendiri berasal dari kata Yunani yang berarti terengah-engah. Sleep apnea terjadi lantaran napas berhenti sementara saat tidur. 

Hal ini bisa terjadi lantaran ada penyumbatan jalan napas (apnea tidur obstruktif) atau karena otak tidak mengontrol pernapasan dengan benar (apnea sentral).

Sehingga, dengan kurangnya oksigen yang dihasilkan, mengaktifkan refleks bertahan hidup yang membangunkan cukup untuk melanjutkan pernapasan. 

Sementara refleks ini pun yang membuat tetap hidup, namun menjadi mengganggu siklus tidur.

Akibatnya, membuat tidur tidak nyenyak dan bahkan memiliki efek lain, termasuk memberi tekanan pada jantung yang berpotensi memiliki konsekuensi mematikan.

Tak cuma itu, penderita sleep apnea juga bisa berhenti bernapas selama sekitar 10 detik sebanyak ratusan kali selama tidur. Kondisi ini lah yang sangat berbahaya dan bisa menyebabkan tubuh kekurangan oksigen. 

Termasuk memunculkan keluhan sesak napas di malam hari. Terkadang, pada wanita, kondisi ini bisa menyebabkan mendengkur saat hamil.

Jenis-jenis Sleep Apnea Berdasarkan Penyebabnya

1. Obstructive Sleep Apnea (OSA)
Obstructive Sleep Apnea ini merupakan bentuk paling umum yang terjadi saat otot tenggorokan mengendur dan menghalangi aliran udara ke paru-paru. 

Sehingga, kondisi ini membuat saluran pernapasan menyempit atau menutup saat menarik napas, misalnya karena lidah tertekan.

2. Central Sleep Apnea (CSA)
Selanjutnya adalah Central Sleep Apnea yakni gangguan tidur yang terjadi ketika otak tidak mengirimkan sinyal yang tepat ke otot yang bertugas mengontrol pernapasan. 

Sehingga, hal ini membuat penderita tidak bisa bernapas selama beberapa waktu.

3. Complex Sleep Apnea
Sementara Complex Sleep Apnea atau apnea tidur campuran/kompleks ini terjadi ketika seseorang menderita OSA dan didiagnosis dengan studi tidur yang berubah menjadi CSA saat menerima terapi untuk OSA. 

Maknanya, kondisi ini merupakan gabungan dari obstructive sleep apnea dan central sleep apnea.

Faktor Risiko Sleep Apnea

Ada sejumlah faktor yang meningkatkan risiko pada obstructive sleep apnea yakni kelebihan berat badan atau obesitas, lingkar leher, sebuah saluran udara yang sempit. 

Kemudian jenis kelamin, pria memiliki dua hingga hingga kali lebih berisiko mengalami sleep apnea daripada wanita.

Sleep apnea lebih sering terjadi pada orang dewasa yang lebih tua, riwayat keluarga, penggunaan alkohol atau obat penenang. 

Kemudian perokok juga memiliki tiga kali lebih berisiko mengalami sleep apnea obstruktif, serta hidung tersumbat.

Sedangkan faktor risiko pada central sleep apnea adalah orang paruh baya dan yang lebih tua, jenis kelamin, sleep apnea sentral juga lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita. 

Kemudian gangguan jantung, menggunakan obat nyeri narkotik, serta stroke.

Gejala Umum Sleep Apnea

Pada dasarnya, gejala sleep apnea obstruktif dan sentral kerap tumpang tindih, sehingga sulit untuk menentukan jenis gangguan yang dimiliki. 

Meski begitu, gejala yang paling umum adalah mendengkur keras, episode dimana berhenti bernapas saat tidur yang akan dilaporkan oleh orang lain.

Kemudian terengah-engah saat tidur, bangun dengan mulut kering, sakit kepala di pagi hari, kesulitan untuk tetap tidur (insomnia). 

Merasakan ngantuk berlebihan di siang hari (hipersomnia), kesulitan memperhatikan saat terjaga, sifat mudah marah.

Selanjutnya, merasa lelah atau bahkan kelelahan saat bangun tidur, gangguan pada fungsi otak, bangun berulang kali di tengah malam. 

Pola pernapasan menjadi tidak biasa, berkeringat dan merasa gelisah di malam hari, disfungsi seksual,  serta iritabilitas.

Sleep apnea ternyata juga bisa terjadi pada anak-anak. Adapun gejala sleep apnea pada anak-anak adalah hiperaktif atau kesulitan fokus atau berprestasi buruk di sekolah. 

Hal ini bisa dilihat seperti gejala gangguan defisit perhatian/hiperaktivitas (ADHD).

Lalu mendengkur keras, mengompol, sering menggerakkan lengan atau kaki saat tidur, tidur dalam posisi yang tidak biasa atau tidur dengan leher terentang, serta refluks (mulas) atau keringat malam.

Dampak Sleep Apnea Terhadap Kesehatan

Sleep apnea bukanlah gangguan tidur biasa dan dapat berdampak serius pada kesehatan. Jika tidak diobati, sleep apnea beresiko menyebabkan : 

  • Hipertensi (tekanan darah tinggi).
  • Risiko penyakit jantung dan stroke meningkat.
  • Masalah kardiovaskular lainnya, seperti aritmia (detak jantung tidak teratur).
  • Risiko kecelakaan lalu lintas karena mengantuk saat mengemudi.
  • Masalah kesehatan umum lainnya seperti diabetes, gangguan metabolik, dan obesitas.

Upaya Mencegah Sleep Apnea  

Adapun upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya sleep apnea adalah dengan mengontrol faktor risikonya. 

Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan berhenti merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol. 

Namun bila mengalami kesulitan, diharapkan untuk melakukan konsultasi dengan dokter agar mendapatkan terapi.

Di sisi lain, bila mengalami obesitas atau bahkan obesitas morbid, maka disarankan untuk konsultasi dengan dokter gizi guna menjalani program penurunan berat badan agar risiko terkena sleep apnea lebih rendah. 

Dalam hal ini, dokter gizi akan mengatur pola makan yang sesuai dengan kondisi dan menetapkan target penurunan berat badan yang aman.

Jika kamu atau seseorang yang kamu kenal mengalami gejala sleep apnea, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dan memulai perawatan yang sesuai. 

Pengobatan dini dan tepat dapat membantu mencegah komplikasi serius dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.

Sumber Referensi
Mayo Clinic. 2023. Sleep apnea [online] (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/8718-sleep-apnea diakses pada 14 Juli 2023)

Cleveland Clinic. 2022. Sleep Apnea [online] (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/8718-sleep-apnea diakses pada 14 Juli 2023)

dr Meva Nareza. 2022. Sleep Apnea [online] (https://www.alodokter.com/sleep-apnea diakses pada 14 Juli 2023)

article

Artikel Terkait Lainnya