Ringkasan
Apa Itu Hiperhidrosis?
Penyebab Hiperhidrosis
Gejala Hiperhidrosis
Kapan Harus ke Dokter?
Pengobatan Hiperhidrosis Secara Umum
Sumber Referensi
Berkeringat merupakan kondisi yang kerap kali dialami oleh seseorang yang telah beraktifitas berat atau merasakan udara yang panas. Hal ini wajar adanya lantaran dirasakan oleh hampir semua orang.
Namun hal tersebut menjadi tidak wajar bila seseorang berkeringat tanpa sebab. Kondisi ini biasa disebut sebagai hiperhidrosis.
Secara garis besar, hiperhidrosis merupakan kondisi dimana tubuh memproduksi keringat berlebih, meski cuaca sedang tidak panas atau tidak sedang melakukan kegiatan fisik tertentu.
Meski begitu, tak perlu khawatir, kondisi tersebut bisa diatasi dengan menghindari penyebab atau pemicu keringat berlebih, termasuk diantaranya menjaga makanan hingga melakukan perawatan secara medis.
Pada artikel kali ini, akan membahas lebih lanjut mengenai hiperhidrosis. Semoga bermanfaat!
Apa Itu Hiperhidrosis?
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, berkeringat merupakan kondisi normal dalam rangka mendinginkan suhu tubuh yang terlalu panas.
Akan tetapi, pada penderita hiperhidrosis, keringat yang keluar lebih banyak dari keadaan normal. Bahkan kondisi ini juga terjadi ketika tubuh tidak perlu pendinginan.
Perlu diketahui bahwa hiperhidrosis lebih sering dialami oleh wanita dibanding pria. Pada umumnya, kondisi ini mulai muncul pada usia kanak-kanak atau remaja.
Meski begitu, keadaan ini tidak berbahaya. Hanya saja, hiperhidrosis bisa menimbulkan perasaan malu, stres, depresi, atau gelisah.
Sementara berdasarkan Cleveland Clinic, hiperhidrosis merupakan kondisi dimana kelenjar minyak bekerja secara berlebihan.
Tak cuma membuat tubuh berkeringat secara berlebihan, kondisi ini juga membuat keringat muncul di area tubuh yang jarang muncul.
Meski tidak berbahaya, namun hiperhidrosis tetap memerlukan perawatan dan pengobatan dalam jangka panjang, lantaran kondisi tersebut tidak bisa sembuh secara total dan bahkan bisa muncul kembali.
Penyebab Hiperhidrosis
Kondisi yang dialami oleh penderita hiperhidrosis sendiri disebabkan oleh dua jenis. Pertama adalah hiperhidrosis primer.
Penderita hiperhidrosis jenis ini biasanya mengalami kondisi dimana sistem saraf terlalu aktif dalam merangsang kelenjar keringat.
Akibatnya, penderita hiperhidrosis primer mengalami kondisi kelenjar keringat mengeluarkan keringat meski tidak dipicu oleh aktivitas fisik atau kenaikan suhu tubuh.
Namun sayangnya, penyebab pasti hiperhidrosis primer belum diketahui. Akan tetapi, kondisi ini diduga diturunkan dari keluarga.
Selanjutnya adalah hiperhidrosis sekunder. Hiperhidrosis jenis ini terjadi akibat kondisi medis lain.
Mulai dari diabetes, obesitas, hipertiroidisme, penyakit asam urat, menopause, dan beberapa jenis kanker.
Selain itu, hiperhidrosis sekunder juga bisa muncul akibat efek samping obat tertentu, seperti antidepresan, propranolol, atau pilocarpine.
Lalu juga kondisi yang berhenti dari ketergantungan obat atau alkohol juga bisa menyebabkan keringat berlebih.
Gejala Hiperhidrosis
Adapun gejala paling umum yang dialami oleh seorang pengidap hiperhidrosis diantaranya adalah keringat terlihat jelas mengucur deras, keluar keringat saat udara tidak panas, keluar keringat bukan karena melakukan aktivitas fisik yang berat.
Gejala berikutnya adalah sulit membuka pintu atau memegang pena dikarenakan tangan basah oleh keringat. Kulit menjadi lembut, berwarna putih, atau terkelupas di area tertentu akibat terus menerus basah oleh keringat.
Serta infeksi pada bagian tubuh yang mengeluarkan keringat terlalu banyak. Tak jarang juga penderita hiperhidrosis pakaiannya sering basah karena keringat.
Sedangkan gejala hiperhidrosis berdasarkan jenisnya adalah pertama hiperhidrosis primer biasanya terjadi pada satu atau beberapa bagian tubuh.
Khususnya di ketiak, tangan, kaki, atau dahi. Namun pada saat tertidur, keringat berlebih tidak muncul.
Sementara gejala pada penderita hiperhidrosis sekunder biasanya menyebabkan seluruh tubuh berkeringat secara berlebihan, bahkan saat tertidur pun. Kondisi ini biasanya baru muncul setelah usia dewasa.
Kapan Harus ke Dokter?
Meskipun hiperhidrosis tidak berbahaya secara medis, kondisi ini dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang secara signifikan.
Namun pada beberapa kasus, berkeringat berlebihan bisa menjadi tanda kondisi medis yang serius.
Sehingga, bila keringat berlebihan disertai dengan mual, nyeri dada, serta pusing atau rasa seperti akan pingsan, harap segera ke dokter atau IGD terdekat.
Nantinya, dokter akan menanganinya dengan tepat sesuai dengan kondisi yang ada.
Selain itu, penanganan dokter juga diperlukan bila kondisi keringat yang keluar lebih banyak daripada biasanya, keringat keluar pada malam hari tanpa adanya pemicu hingga mengganggu aktivitas sehari-hari.
Bahkan menimbulkan tekanan emosional atau gangguan pada kehidupan sosial, serta keringat keluar banyak dan disertai dengan penurunan berat badan drastis.
Pengobatan Hiperhidrosis Secara Umum
Adapun pengobatan yang dilakukan oleh dokter dalam menangani pasien hiperhidrosis diantaranya adalah memberikan obat yang mengandung aluminium klorida guna menyumbat kelenjar keringat.
Sementara untuk meredam kegelisahannya, dokter biasanya akan meresepkan obat antidepresan.
Sementara bila hiperhidrosis terjadi di salah satu tangan dan kaki, atau bahkan keduanya, maka dokter akan menggunakan alat penghambat keringat, iontophoresis.
Lalu dokter akan menggunakan suntikan botulinum toksin untuk menghambat saraf yang menghasilkan keringat secara sementara.
Selanjutnya, dokter juga akan menggunakan aliran energi gelombang mikro guna menghancurkan kelenjar keringat. Hal ini biasa disebut sebagai terapi microwave.
Apabila kondisi keringat berlebih terjadi di ketiak, maka dokter akan melakukan tindakan operasi pengangkatan kelenjar keringat.
Sementara untuk mengendalikan keringat di tangan, maka dokter biasanya akan melakukan simpatektomi.
Di sisi lain, penanganan hiperhidrosis juga bisa dilakukan di rumah.
Penanganan rumah yang bisa dilakukan diantaranya mandi stiap hari dan keringkan dengan saksama, terutama pada lipatan kulit.
Usahakan memilih sepatu dan kaos kaki berbahan katun dan sering mengganti kaos kaki.
Tak lupa juga memilih pakaian yang sesuai dengan aktivitas.
Lalu bisa juga melakukan teknik relaksasi seperti yoga atau meditasi untuk mengendalikan stres yang bisa memicu keluarnya keringat berlebih.
Sumber Referensi
dr. Pittara. 2023. Hiperhidrosis (https://www.alodokter.com/hiperhidrosis diakses pada 31 Mei 2023)
dr. Fadhli Rizal Makarim. 2022. Hiperhidrosis (https://www.halodoc.com/kesehatan/hiperhidrosis diakses pada 31 Mei 2023)
Artikel Terkait Lainnya