Unduh Aplikasi Nirvana

image Health

Health Category

Polusi Udara Bisa Jadi Penyebab Stunting. Kok Bisa?

29 June 2024

oleh Tiara Yola

Share

Tweet

Salin Tautan

Ringkasan

Apa Itu Stunting?

Hubungan Polusi Udara dan Stunting

Dampak Stunting

Pencegahan Stunting

Sumber Referensi

Polusi udara ternyata masih menjadi sebuah permasalahan di Indonesia yang harus segera ditangani. Pasalnya, hal ini juga memiliki dampak buruk terhadap kesehatan manusia.

Selain menyebabkan sejumlah penyakit respirasi, polusi udara ternyata juga bisa menjadi salah satu faktor penyebab stunting pada anak.

Stunting sendiri selama ini dikenal sebagai gangguan pertumbuhan pada anak yang disebabkan oleh kekurangan gizi. Namun ternyata, polusi udara juga bisa menjadi faktor penyebab stunting.

Lantas bagaimana polusi udara bisa menjadi salah satu faktor penyebab stunting? Simak penjelasan selengkapnya dalam artikel berikut.

Apa Itu Stunting?

Menurut Badan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2015 yang dilansir dari laman resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar.

Akan tetapi, menurut WHO (2020), stunting merupakan pendek atau sangat pendek berdasarkan panjang/tinggi badan menurut usia yang kurang dari -2 standar deviasi (SD) pada kurva pertumbuhan WHO yang terjadi dikarenakan kondisi ireversibel akibat asupan nutrisi yang tidak adekuat dan/atau infeksi berulang/kronis yang terjadi dalam 1000 HPK.

Meski begitu, tidak semua balita yang pendek mengalami stunting. Untuk menentukan balita menderita stunting atau tidak perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan ditentukan oleh seorang dokter.

Hubungan Polusi Udara dan Stunting

Seperti yang diketahui, stunting selama ini dikaitkan dengan perkembangan anak yang buruk, produktivitas dan pendapatan yang lebih rendah di masa dewasa, dan peningkatan risiko penyakit kronis di kemudian hari.

Akan tetapi, polusi udara ternyata juga memiliki potensi penting yang menyebabkan stunting. Berdasarkan informasi yang didapat dari The Lancet Global Health, pertumbuhan linier anak merupakan proses multifaktorial yang kompleks, dengan risiko tertinggi gangguan pertumbuhan terjadi antara konsepsi dan usia 2 tahun.

Sementara stunting sendiri bisa dimulai sejak dalam rahim yang disebabkan oleh retardasi pertumbuhan intrauterin atau pemrograman pertumbuhan selanjutnya, atau keduanya.

Untuk potensi hubungan antara polusi udara dan pertumbuhan linier anak, perlu diketahui bahwa polusi udara mencakup polusi udara ambien (luar ruangan) dan rumah tangga (dalam ruangan). 

Proses pertanian dan industri, serta pembakaran bahan bakar kendaraan merupakan sumber polusi udara ambien.

WHO pun menyimpulkan 93 persen anak yang memiliki usia di bawah 15 tahun telah terpapar dengan polusi udara, sehingga berdampak negatif terhadap kesehatan dan perkembangan, termasuk meningkatkan stunting.

Tak cuma itu, ibu hamil yang terpapar polusi udara pun memiliki risiko yang tinggi mengalami kelahiran prematur dan memiliki bayi dengan berat badan lebih rendah.

Dalam sebuah penelitian yang dimuat pada tahun 2022, diketahui bahwa ibu hamil yang terpapar polusi udara bisa mengalami oksidatif yang akan menyebabkan inflamasi dan gangguan perkembangan janin. 

Kandungan polusi udara itu pun bisa memicu metilasi DNA, atau penambahan gugus metil pada DNA yang tidak diperlukan oleh sel dan di dalam kandungan, sehingga bisa mengganggu perkembangan janin.

Selain itu, pada penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa polusi udara bisa memicu ibu hamil kekurangan vitamin D, sehingga bisa mengganggu sistem imun dan metabolisme tulang yang juga bisa memicu stunting pada bayi yang dilahirkan nantinya.

Bahkan, polusi udara juga akan mengganggu perkembangan sistem saraf pusat kemampuan kognitif, serta meningkatkan risiko asma serta kanker pada anak yang berusia di bawah 6 tahun. 

Selain itu, anak-anak yang terpapar polusi udara juga bisa mengalami penyakit kardiovaskular ketika sudah dewasa.

Dampak Stunting

Bagi kesehatan, stunting bisa menyebabkan gagal tumbuh seperti berat lahir rendah, kecil, pendek, dan kurus, serta hambatan perkembangan kognitif dan motorik. Lalu gangguan metabolik pada saat dewasa, risiko penyakit tidak menular seperti diabetes, obesitas, stroke, penyakit jantung, dan lain sebagainya.

Sementara dampak bagi ekonomi, bisa berpotensi memicu kerugian setiap tahunnya, yakni 2-3 persen GDP.

Pencegahan Stunting

1. Saat memasuki usia remaja putri, lakukan skrining anemia dan konsumsi tablet tambah darah

2. Saat masa kehamilan, diharapkan rutin memeriksakan kondisi kehamilan ke dokter. Lalu juga memenuhi asupan nutrisi yang baik selama kehamilan dengan makanan sehat dan juga asupan mineral seperti zat besi, asam folat, dan yodium harus tercukupi

3. Pada anak usia balita, terapkan inisiasi menyusui dini (IMD), imunisasi, ASI eksklusif, dan pemantauan tumbuh kembang a weight faltering

4. Menerapkan gaya hidup bersih dan sehat, seperti mencuci tangan sebelum makan, memastikan air yang dikonsumsi bersih, buang air besar di jamban, sanitasi sehat, dan lain sebagainya

Sumber Referensi

dr. Desi Fajar Susanti, M.Sc, Sp.A (K). 2022. Mengenal Apa Itu Stunting… (https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1388/mengenal-apa-itu-stunting diakses pada 9 Juli 2023)

Rokom. 2023. Polusi Udara Sebabkan Angka Penyakit Respirasi Tinggi (https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20230404/2642721/polusi-udara-sebabkan-angka-penyakit-respirasi-tinggi/ diakses pada 9 Juli 2023)

The Lancet Global Health. 2020. Air pollution and stunting (https://www.thelancet.com/journals/langlo/article/PIIS2214-109X(20)30063-2/fulltext diakses pada 9 Juli 2023)

article

Artikel Terkait Lainnya