Unduh Aplikasi Nirvana

image Health

Health Category

Mengenal Halitosis dan Cara Mengatasinya

30 September 2021

Share

Tweet

Salin Tautan

Ringkasan

1. Tidak rutin menyikat gigi

2. Mulut kering akibat dehidrasi

3. Merokok

4. Akumulasi dari penyakit lain

Bau mulut memang bukan masalah medis yang mengkhawatirkan sebab bau mulut (Halitosis) bukanlah suatu penyakit melainkan hanya gejala dari suatu kelainan. Untuk itu tak perlu dikhawatirkan secara berlebihan mengingat pada dasarnya mulut manusia memiliki bau khasnya masing-masing. Namun jika sudah menjurus pada bau yang tidak sedap sebaiknya jangan dibiarkan begitu saja. Sebab bau mulut yang kurang sedap akan membuat kamu kehilangan rasa percaya diri. Selain membuat diri kamu sendiri tidak nyaman, orang lain yang berada di dekatmu juga bisa terganggu.

Umumnya bau mulut disebabkan karena adanya masalah pada kesehatan gigi dan mulut atau efek dari makanan yang dikonsumsi. Namun tak menutup kemungkinan juga bisa disebabkan oleh akumulasi dari gangguan kesehatan lainnya. Untuk itu, ada baiknya memperhatikan apa saja kebiasaanmu selama ini yang dapat memicu kondisi halitosis.

Dengan mengidentifikasinya kamu jadi tau apa yang menyebakan mulut mengeluarkan bau tak sedap. Kamupun bisa menentukan cara yang tepat untuk mengatasinya. Tak perlu langsung ke dokter sebab tak semua tindakan harus dilakukan oleh dokter. Ada tindakan preventif yang bisa dilakukan sendiri di rumah.

Beberapa kebiasaan yang bisa membuat mulut mengeluarkan bau tak sedap seperti:

1. Tidak rutin menyikat gigi

Rutin menyikat gigi diperlukan untuk membersihkan dan memastikan agar partikel kecil sisa makanan tidak menumpuk dan membentuk plak di gigi. Plak ini berbahaya karena dapat mengiritasi gusi, menyebabkan peradangan di antara gigi dan gusi (periodontitis) hingga memicu bau mulut. Agar kebersihan mulut terjaga maksimal maka lidah juga harus disikat. Pastikan kamu menggunakan sikat gigi berkualitas dan menggantinya secara rutin setiap tiga bulan sekali. Ini karena bulu-bulu tua pada sikat dianggap kurang efektif menghilangkan plak. Begitupun dengan penggunaan gigi palsu. Jika tidak dibersihkan secara teratur juga dapat menampung bakteri yang menyebabkan bau mulut.

2. Mulut kering akibat dehidrasi

Xerostomia merupakan istilah medis untuk mulut kering. Biasanya ini terjadi karena kamu tidak menghasilkan air liur yang cukup baik karena penyakit atau karena kamu memiliki kecenderungan dehidrasi (kurang minum). Air liur secara alami dapat membersihkan mulut dan membantu menyiram partikel makanan yang mungkin tertinggal usai makan. Keduanya dapat membantu mencegah bau mulut. Minumlah air putih yang cukup agar kamu tetap terhidrasi dan untuk menjauhkan bakteri penyebab bau mulut dan kerusakan gigi.

3. Merokok

Merokok bukan hanya menyebabkan bau mulut namun juga menimbulkan banyak penyakit. Selain berbahaya bagi diri si perokok, aktivitas merokok juga berbahaya bagi orang yang ada di sekelilingnya (perokok pasif). Bau mulut perokok juga khas dan cenderung berbeda dengan non perokok. Mulut seorang perokok cenderung gampang terpicu penyakit pada gigi dan gusi. Meski ada beberapa cara untuk mengatasinya seperti dengan mengunyah permen karet, tetap saja berhenti merokok merupakan pilihan terbaik.

4. Akumulasi dari penyakit lain

Beberapa penyakit yang bisa menyebabkan bau mulut diantaranya sinusitis, gangguan saluran pencernaan, sembelit dan lainnya. Penderita sinusitis mayoritas tidak menyadari jika sinusitis bisa menyebabkan bau mulut. Ini karena ketika sinusitis kambuh, penderitanya tidak bisa mencium dengan baik.

Sinusitis merupakan radang pada dinding sinus yang umumnya disebabkan oleh infeksi virus flu akibat bakteri jamur, infeksi gigi, atau aktivitas merokok berkelanjutan. Sinusitis menghasilkan cairan kental yang jumlahnya berlebihan dan turun kembali ke tenggorokan saat menghembuskan napas sehingga membuka pintu bagi bakteri berkembang biak. Ini menyebabkan bakteri memenuhi mulut dan bau yang keluar pun jadi tak sedap.

Sementara itu gangguan pencernaan paling umum adalah maag dan asam lambung. Jika keduanya sudah dalam tingkat akut bisa menyebabkan mulut berbau tak sedap. Saat terkena penyakit asam lambung, lingkaran otot bawah esofagus menjadi tidak berfungsi. Ini menyebabkan asam lambung keluar dan naik kembali. Asam yang naik sampai ke mulut inilah yang mengeluarkan bau tidak sedap.
Masalah pada saluran pencernaan lain adalah sembelit. Seringkali ini menyebabkan aroma makanan yang baru disantap kembali ke mulut. Terjadi karena ketidakseimbangan antara bakteri baik dan jahat dalam perut membuat makanan tercerna dengan baik.

Lalu, bagaimana cara yang tepat agar terhindar dari bau mulut tak sedap? Tentu cara terbaik adalah dengan mencegahnya. Beberapa cara dan tindakan yang dianjurkan yaitu :

  1. Rutin menyikat gigi dua kali sehari dan membersihkan lidah minimal satu kali sehari secara teratur menggunakan sikat yang bisa menjangkau keseluruhan area mulut.
  2. Menggunakan pasta gigi dengan kandungan fluor. Fluor merupakan mineral alami yang pada anak-anak dapat membantu mencegah gigi berlubang dan pada orang dewasa dapat memperkuat enamel (permukaan luar gigi)
  3. Memenuhi kebutuhan cairan tubuh dengan memperbanyak minum air putih untuk mencegah dehidrasi dan mulut kering. Kebutuhan cairan tiap orang berbeda namun dianjurkan untuk mengonsumsi delapan gelas per hari atau setara dengan 1 liter.
  4. Mengunyah permen karet bebas gula juga dianjurkan pada beberapa kondisi untuk membuat mulut tetap lembap karena permen karet bisa menstimulasi produksi air liur.
  5. Menjaga asupan makanan dan menghindari mengonsumsi berlebihan makanan dan minuman pemicu bau mulut seperti bawang putih, bawang bombay, dan lainnya
  6. Mengunjungi dokter secara rutin untuk memeriksakan gigi setidaknya 6 bulan sekali untuk mendeteksi kemungkinan munculnya penyakit gigi dan gusi.

Namun, jika mulut terus mengeluarkan bau yang tak sedap dan terus berlanjut dalam waktu yang lama atau muncul gejala serius seperti infeksi. Sebaiknya kamu mengunjungi dokter gigi tepercaya untuk memeriksa penyebab yang mendasarinya dan mendapatkan penanganan lebih lanjut.

article

Artikel Terkait Lainnya