Ringkasan
Apa Itu Hipokalemia?
Penyebab Hipokalemia
Gejala Hipokalemia
Upaya Pencegahan Hipokalemia
Pengobatan Hipokalemia Secara Umum
Sumber Referensi
Kalium atau potasium merupakan kandungan mineral yang ada di dalam tubuh. Maka dari itu, bila kekurangan kalium atau potasium bisa berpotensi mengalami hipokalemia.
Hipokalemia sendiri merupakan suatu kondisi yang bisa dialami siapa saja, khususnya penderita diare atau muntah-muntah.
Hipokalemia pun perlu ditangani dengan segera agar tidak terjadi komplikasi serius seperti gangguan jantung.
Lantas seperti apa kondisi hipokalemia? Apa penyebabnya?
Simak selengkapnya dalam artikel berikut ini. Semoga bermanfaat!
Apa Itu Hipokalemia?
Perlu diketahui bahwa kalium merupakan mineral dalam tubuh yang mengendalikan fungsi sel saraf dan otot, khususnya otot jantung.
Selain itu, kalium juga memiliki peran dalam menjaga keseimbangan cairan tubuh dan mengatur tekanan darah.
Oleh sebab itu, saat kadar kalium dalam tubuh menurun, berbagai gejala akan muncul, bergantung pada jumlah kalium yang hilang.
Kadar kalium dalam darah batas normalnya adalah 2,5 milimol per liter (mmol/L) agar tidak mengalami hipokalemia.
Sementara normalnya, kadar kalium dalam darah adalah 3,6 hingga 5,2 milimol per liter (mmol/L).
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kalium merupakan salah satu zat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh.
Pasalnya, hampir semua kalium (98 persen) terdapat di dalam sel tubuh dan sisanya berada pada serum atau peredaran darah.
Di samping itu, zat ini juga memiliki peran sebagai elektrolit yang berfungsi membawa sinyal listrik ke sel-sel tubuh. Sehingga bila jumlah kalium dalam darah bisa berakibat fatal.
Penyebab Hipokalemia
Hipokalemia bisa terjadi saat tubuh terlalu banyak mengeluarkan kalium. Dalam hal ini bisa terjadi melalui urine, keringat, atau buang air besar.
Meski begitu, sebagian besar penyebab hipokalemia adalah efek samping dari penyakit atau pemakaian obat.
Sementara faktor penyebab kekurangan kalium yang paling umum adalah sebagai berikut:
1. Muntah-muntah
2. Diare berlebih
3. Penyakit ginjal atau gangguan pada kelenjar adrenal
4. Konsumsi obat diuretik
5. Berkeringat berlebihan
6. Kekurangan atau defisiensi asam folat
7. Operasi bariatrik atau gastric bypass (pemotongan sebagian dari lambung atau usus untuk menurunkan berat badan)
8. Penggunaan antibiotik seperti aminoglikosida
9. Penggunaan obat laksatif berlebihan
10. Penggunaan obat asma seperti bronkodilator, steroid, atau teofilin
11. Pengidap gangguan kebiasaan makan seperti anoreksia dan bulimia
12. Rendahnya kadar magnesium dalam tubuh
13. Ketoasidosis diabetik (tingkat tinggi asam yang disebut keton dalam darah)
14. Mengidap penyakit langka seperti sindrom Cushing, sindrom Gitelman, sindrom Liddle, sindrom Bartter dan sindrom Fanconi
15. Pengidap HIV/AIDS
16. Kebiasaan merokok
17. Konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan
Gejala Hipokalemia
Pada hipokalemia yang bersifat sementara, kemungkinan tidak akan merasakan gejala apapun.
Akan tetapi gejala akan muncul saat kalium turun di bawah 3,6 mmol/L.
Adapun gejala awal yang muncul pada penderita hipokalemia adalah:
1. Mual dan muntah
2. Hilang nafsu makan
3. Sembelit atau konstipasi
4. Tubuh terasa lemah
5. Kesemutan
6. Kram otot
7. Jantung berdebar
8. Kram perut
9. Konstipasi
10. Buang air kecil yang banyak atau sering merasa haus
11. Pingsan karena tekanan darah yang rendah
12. Gangguan psikis seperti depresi, psikosis, delirium, kebingungan atau halusinasi
Sementara itu, dalam kasus yang parah, kelemahan otot akibat hipokalemia bisa menyebabkan kelumpuhan dan kemungkinan kegagalan pernapasan.
Upaya Pencegahan Hipokalemia
Jangan khawatir, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah mengalami hipokalemia, diantaranya adalah:
1. Mengonsumsi makanan tinggi kalium seperti pisang, jeruk, stroberi, kiwi, alpukat, dan persik. Selain itu, juga konsumsi sayuran hijau, jamur, kacang-kacangan, dan tomat.
2. Upaya selanjutnya adalah menghindari penggunaan obat diuretik dan laksatif secara berlebihan atau tanpa pengawasan dokter
3. Kemudian menghindari penggunaan suplemen kalium sendiri tanpa pengawasan dokter
Pengobatan Hipokalemia Secara Umum
Sebelum memberikan penanganan atau pengobatan, dokter akan mencari tahu penyebab kekurangan kalium secara pasti.
Setelah mengetahuinya, dokter akan mengatasi penyebab tersebut, misalnya memberikan obat antidiare seperti loperamide atau bismuth subsalicylate, bila hipokalemia disebabkan oleh diare.
Pada hipokalemia ringan, bisa diobati dengan mengonsumsi suplemen kalium. Akan tetapi, pada hipokalemia berat, asupan kalium biasanya akan diberikan melalui infus kalium klorida.
Untuk dosis infus nantinya akan disesuaikan dengan kadar kalium dalam darah dan diberikan secara perlahan guna mencegah risiko terjadinya gangguan jantung.
Bila kadar elektrolit jenis lain juga ikut terganggu, maka dokter pun akan mengatasi kondisi tersebut.
Di sisi lain, selama menjalani perawatan di rumah sakit, dokter akan memantau kadar kalium pasien melalui tes darah atau urine.
Tindakan ini dilakukan untuk mencegah terjadinya peningkatan kadar kalium yang berlebihan alias hipokalemia. Pasalnya, kadar kalium yang tinggi juga bisa menyebabkan komplikasi serius.
Lalu pasien juga dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang mengandung tinggi kalium seperti kacang-kacangan, bayam, salmon, dan wortel guna menjaga kadar kalium tetap normal.
Kemudian dokter pun akan meresepkan suplemen magnesium. Hal ini dikarenakan kadar magnesium dalam tubuh bisa berkurang seiring hilangnya kalium.
Itulah mengapa pasien diharapkan untuk terus melakukan pemeriksaan kadar kalium secara rutin guna memastikan efektivitas pengobatan dan mencegah terjadinya hipokalemia berulang.
Penting untuk diingat bahwa penanganan hipokalemia harus dilakukan di bawah pengawasan dokter profesional.
Ini karena kadar kalium yang terlalu rendah atau terlalu tinggi dalam tubuh dapat berpotensi menyebabkan masalah serius, termasuk gagal jantung.
Jadi, jangan sembarangan melakukan pengobatan.
Sumber Referensi
dr. Pittara. 2022. Hipokalemia [online] (https://www.alodokter.com/kekurangan-kalium diakses pada 25 October 2023)
dr. Fadhli Rizal Makarim. 2022. Hipokalemia [online] (https://www.halodoc.com/kesehatan/hipokalemia diakses pada 25 October 2023)
Artikel Terkait Lainnya