Ringkasan
Apa Itu Ginjal Bocor?
5 Penyebab Ginjal Bocor
Gejala Ginjal Bocor
Sumber Referensi
Memiliki tubuh yang sehat tentunya menjadi hal yang diinginkan oleh banyak orang. Akan tetapi, tak sedikit juga penyakit yang di tahap awal tidak menunjukkan gejala, sehingga penderitanya tidak menyadarinya.
Salah satu penyakit yang tidak menunjukkan gejala di tahap awal adalah ginjal bocor. Ginjal bocor sendiri merupakan salah satu tanda adanya kerusakan atau gangguan pada ginjal.
Lantas apa sih sebenarnya ginjal bocor itu? Berbahayakah bila tidak segera ditangani?
Simak ulasan selengkapnya dalam artikel berikut ini. Semoga bermanfaat!
Apa Itu Ginjal Bocor?
Ginjal bocor sendiri diketahui merupakan istilah masyarakat awam untuk menggambarkan kondisi ginjal yang mengeluarkan terlalu banyak protein di dalam urine. Sementara dalam istilah medis lebih dikenal dengan proteinuria.
Proteinuria dan albuminuria diketahui terjadi ketika mengandung protein dalam jumlah yang terlalu banyak. Sementara bocornya protein ke dalam urine biasanya disebabkan oleh rusaknya pembuluh darah kecil (glomeruli) pada ginjal, sehingga tidak bisa menyaring darah dengan baik.
Perlu diketahui bahwa salah satu fungsi utama ginjal adalah menyaring darah. Ginjal yang sehat akan menyaring zat sisa dan racun untuk dibuang melalui urine.
Sedangkan zat penting lain yang dibutuhkan tubuh seperti protein, glukosa, dan mineral akan diserap kembali oleh ginjal dan dikembalikan ke dalam aliran darah.
Sehingga, saat ginjal mengalami kerusakan, maka fungsi ginjal dalam menyaring dan menyerap zat-zat penting dari darah akan terganggu.
Alhasil, protein tersebut akan bocor dan ikut terbuang melalui urine.
Pada umumnya, urine yang mengandung sedikit protein dianggap normal. Akan tetapi, bila jumlah protein yang terbuang melalui urine cukup banyak, kondisi ini lah yang disebut sebagai ginjal bocor.
Meski kondisi tersebut berbahaya, namun perlu diketahui bahwa ada batas toleransi keberadaan protein di urine. Adapun rata-rata batas normalnya adalah berkisar antara 5-10 mg per hari.
Sementara kandungan protein dalam urine dengan jumlah 30-300 mg atau lebih per hari bisa mengindikasikan adanya gangguan pada ginjal.
5 Penyebab Ginjal Bocor
1. Nefropati Diabetik
Nefropati diabetik bisa menjadi salah satu penyebab terjadinya ginjal bocor. Pasalnya, saat menderita diabetes, glomeruli yang ada di dalam ginjal akan mengalami penebalan. Sehingga membuat glomeruli yang memiliki peran dalam menyaring zat sisa metabolisme dan mengeluarkan cairan dari tubuh akan mengalami penurunan fungsi yang membuat protein albumin ikut terbawa ke dalam urine. Penyakit tersebut pada tahap awal mungkin tidak menunjukkan gejala. Namun tanda dan gejala baru akan dirasakan saat kerusakan ginjal sudah semakin parah. Adapun gejala-gejala yang muncul adalah sakit kepala, kelelahan, menurunnya nafsu makan dan pembengkakan pada kaki.
2. Infeksi Ginjal
Infeksi ginjal atau yang juga disebut sebagai pielonefritis bisa terjadi akibat adanya perpindahan bakteri seperti E. coli, dari saluran kemih bagian bawah ke ginjal. Infeksi ginjal memiliki gejala diantaranya demam menggigil, rasa sakit ketika buang air kecil, dan timbulnya rasa sakit di sekitar perut, punggung, atau pinggang. Penyakit ini bisa menyebabkan komplikasi serius berupa munculnya jaringan parut di glomeruli bila tidak segera ditangani. Bila hal ini terjadi, maka ginjal akan kehilangan fungsinya dan menyebabkan protein terbawa masuk ke urine (ginjal bocor).
3. Lupus Nefritis
Lupus nefritis adalah peradangan pada ginjal yang terjadi akibat adanya pengaruh dari penyakit systemic lupus erythematosus (SLE) atau lupus. Penyakit juga merupakan penyakit autoimun yang sistem kekebalan seharusnya melindungi tubuh dari penyakit, malah berbalik menyerang sel dan organ tubuh sendiri. Lupus nefritis bisa membuat ginjal mengalami peradangan, sehingga mengganggu fungsi ginjal sebagai penyaring limbah dari dalam tubuh. Hal ini lantas menyebabkan darah dan protein tidak tersaring dengan baik hingga akhirnya memicu adanya darah dan protein di dalam urine. Lupus nefritis pada umumnya memiliki gejala tidak jauh berbeda dengan gangguan ginjal lainnya seperti adanya darah dan protein dalam urine, mengalami pembengkakan pada kaki, mata dan perut, serta kencing berbusa dan berwarna gelap.
4. Sindrom Nefrotik
Sindrom nefrotik adalah gangguan ginjal yang membuat tubuh kehilangan terlalu banyak ginjal bocor melalui urine. Meski begitu, kondisi ini jarang terjadi. Akan tetapi, kondisi yang menyebabkan ginjal bocor bisa dialami oleh siapa saja, baik orang dewasa maupun anak-anak. Terjadinya sindrom nefrotik sendiri akibat rusaknya glomeruli di ginjal yang disebabkan oleh peradangan, sumbatan pembuluh darah, infeksi, hingga penyakit tertentu seperti diabetes, lupus dan kanker. Gejala penyakit ini diantaranya adanya protein dalam urine, pembengkakan di seluruh tubuh, mudah terserang infeksi, lemas dan urine yang berbusa.
5. Preeklamsia
Komplikasi kehamilan yang ditandai dengan adanya tekanan darah tinggi (hipertensi), dan tingginya kadar protein dalam urine (proteinuria) merupakan preeklamsia. Wanita hamil yang mengalami kondisi ini memicu beberapa gejala seperti nyeri pada perut bagian atas, sakit kepala parah, adanya kenaikan tekanan darah (melebihi 140/90 mmHg), terdapat protein dalam urine, dan penglihatan menjadi kabur. Meski begitu, preeklamsia terkadang juga bisa terjadi tanpa disertai gejala apapun.
Gejala Ginjal Bocor
Seperti yang sempat disinggung sebelumnya, ginjal bocor di tahap awal biasanya tidak menimbulkan gejala apapun.
Meski begitu, ada beberapa gejala yang bisa mengindikasikan mengalami ginjal bocor yakni:
1. Urine berbusa atau berbuih
2. Pembengkakan di bagian tubuh, seperti kaki, tangan, perut, hingga wajah
3. Mudah lelah
4. Mual atau muntah
5. Sering buang air kecil
6. Sulit tidur atau insomnia
7. Kulit menjadi gatal dan kering
8. Sulit konsentrasi
9. Sesak napas
10. Gangguan elektrolit
Penting untuk diingat bahwa ginjal bocor bukanlah kondisi yang sepele, dan penanganannya memerlukan perhatian medis yang serius.
Penting untuk melakukan pemeriksaan secara berkala, terutama bagi kamu yang memiliki faktor risiko seperti diabetes atau tekanan darah tinggi.
Diharapkan dengan mengetahui gejalanya dapat dilakukan deteksi dini dan pengelolaan yang tepat, kamu dan orang terdekatmu dapat meningkatkan peluang pemulihan dan mencegah komplikasi yang lebih serius.
Sumber Referensi
dr. Sienny Agustin. 2021. Cari Tahu Penyebab dan Pengobatan Ginjal Bocor [online] (https://www.alodokter.com/cari-tahu-penyebab-dan-pengobatan-ginjal-bocor diakses online pada 19 November 2023)
dr. Airindya Bella. 2022. Gejala Ginjal Bocor yang Perlu Anda Waspadai [online] (https://www.alodokter.com/gejala-ginjal-bocor-yang-perlu-anda-waspadai diakses online pada 19 November 2023)
Artikel Terkait Lainnya