Nirvana Store

Bulimia atau yang juga dikenal sebagai bulimia nervosa merupakan gangguan makan yang serius dan berpotensi mengancam jiwa. 

Sebagai manusia, tentunya membutuhkan asupan makanan untuk bisa diubah menjadi energi.

Namun apa jadinya bila seseorang diam-diam makan berlebihan dalam jumlah besar tanpa kendali atas makannya, kemudian membuangnya, hingga mencoba membuang kalori ekstra dengan cara yang tidak sehat?

Hal itu bisa saja terjadi dan dilakukan seseorang yang mengidap bulimia. 

Lantas seperti apa sih bulimia itu? Berbahaya atau tidak? 

Simak ulasan selengkapnya dalam artikel berikut ini. Semoga bermanfaat!

Apa Itu Bulimia?

Seperti yang sempat disinggung sebelumnya, bulimia merupakan gangguan makan yang ditandai dengan kecenderungan untuk memuntahkan kembali makanan yang telah dimakan. 

Bulimia sendiri merupakan gangguan mental yang berbahaya dan berpotensi mengancam nyawa.

Pada umumnya, bulimia dialami oleh wanita dewasa dan remaja yang tidak puas dengan berat badan atau bentuk tubuhnya. 

Alhasil, membuat penderita cenderung melakukan cara yang tidak sehat untuk menurunkan berat badannya, yakni dengan mengeluarkan makanan secara paksa, biasanya dengan memuntahkannya kembali atau menggunakan obat pencahar.

Berbeda dengan anoreksia yang melakukan pembatasan makanan, penderita bulimia justru akan memuntahkan makanan secara paksa untuk menurunkan berat badan. 

Meski begitu, kedua hal ini merupakan cara menurunkan berat badan yang salah.

Bila memang ingin mendapatkan bentuk tubuh dan berat badan yang ideal, bisa melakukannya dengan cara yang benar. 

Mulai dari melakukan pola makan sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang, makan dalam porsi kecil tetapi sering, dan membatasi cemilan atau asupan tinggi lemak jenuh.

Penyebab Bulimia

Penyebab bulimia sendiri belum diketahui secara pasti. 

Meski begitu, ada beberapa faktor yang diduga bisa memicu seseorang terkena bulimia yakni:  

1. Faktor Keturunan
Bila salah satu anggota keluarga inti seperti orangtua atau saudara kandung menderita atau memiliki riwayat bulimia, maka risiko seseorang menderita kelainan yang sama akan meningkat.

2. Faktor Emosional dan Psikologis
Selain itu, risiko bulimia juga akan semakin tinggi pada seseorang yang menderita gangguan emosional dan psikologis, seperti depresi, gangguan kecemasan, gangguan stres pascatrauma (PTSD), dan obsessive compulsive disorder (OCD).

3. Faktor Lingkungan Sosial
Kemudian bulimia juga bisa muncul akibat pengaruh tekanan dan kritik dari orang-orang di sekitar mengenai kebiasaan makan, bentuk tubuh, atau berat badan.

4. Faktor Pekerjaan
Beberapa pekerjaan seperti model atau atlet, menuntut pekerjanya untuk tetap menjaga berat badan ideal. Sehingga tuntutan ini lah yang bisa menyebabkan pekerja tersebut mengalami depresi hingga bulimia.

5. Kebiasaan Diet yang Ekstrem
Melakukan diet merupakan hal biasa yang dilakukan oleh seseorang dengan tujuan mendapatkan berat badan ideal. Namun beberapa individu mungkin melakukan diet yang ketat atau ekstrem sebagai usaha guna menurunkan berat badan, namun berujung pada pola makan yang bergejolak dan perilaku muntah.

Gejala-Gejala Bulimia

Pada umumnya, gejala awal bulimia adalah kebiasaan melakukan diet ketat dengan tidak makan sama sekali atau hanya mengonsumsi makanan tertentu dalam jumlah yang sangat sedikit. 

Kondisi seperti ini terus berlangsung hingga penderita kehilangan kendali dan makan secara berlebihan, meski tidak merasa lapar. 

Adapun kebiasaan ini muncul akibat gangguan emosional seperti stres atau depresi.

Disamping itu, kebiasaan tersebut juga memicu rasa bersalah, menyesal, dan membenci diri sendiri.

Sehingga penderita bulimia akan berusaha mengeluarkan semua makanan dengan cara yang tidak alami seperti menggunakan obat pencahar atau memaksa diri untuk muntah.

Gejala yang mungkin bisa muncul pada penderita bulimia diantaranya:

1. Sibuk dengan bentuk dan berat badan
2. Hidup dalam ketakutan akan bertambahnya berat badan
3. Episode berulang dari makan makanan dalam jumlah besar yang tidak normal dalam sekali makan
4. Merasa kehilangan kendali aat makan sebanyak-banyaknya seperti tidak bisa berhenti makan atau tidak bisa mengontrol apa yang dimakan
5. Memaksa diri sendiri untuk muntah atau berolahraga terlalu banyak agar berat badan tidak bertambah setelah makan sebanyak-banyaknya
6. Menggunakan obat pencahar, diuretik atau enema setelah makan ketika tidak diperlukan
7. Puasa, membatasi kalori atau menghindari makanan tertentu di sela-sela pesta makan
8. Menggunakan suplemen makanan atau produk herbal secara berlebihan guna menurunkan berat badan
9. Tubuh terasa lemah
10. Radang tenggorokan
11. Sakit perut atau perut kembung
12. Pembengkakan di bagian pipi dan rahang
13 Gigi rusak dan bau mulut

Perlu diketahui bahwa tingkat keparahan bulimia ditentukan oleh beberapa kali buang air dalam seminggu. 

Biasanya, setidaknya satu kali dalam seminggu selama setidaknya tiga bulan.

Upaya Pencegahan Bulimia

Sama halnya dengan penyebab bulimia, upaya pencegahannya pun belum diketahui secara pasti. 

Meski begitu, peran keluarga dan teman disebut bisa membantu mengarahkan penderita bulimia ke arah perilaku yang lebih sehat. 

Adapun cara yang bisa dilakukan adalah:

1. Meningkatkan rasa percaya diri dengan saling memberikan motivasi untuk selalu hidup sehat setiap hari
2. Menghindari pembicaraan yang berhubungan dengan fisik atau yang memengaruhi psikologis penderita, misalnya badannya terlalu kurus atau gemuk, serta wajahnya tidak cantik
3. Mengajak anggota keluarga untuk selalu makan bersama
4. Melarang diet yang tidak sehat seperti menggunakan obat pencahar atau memaksakan diri untuk muntah

Sumber Referensi

Mayo Clinic. 2018. Bulimia nervosa [online] (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/bulimia/symptoms-causes/syc-20353615 diakses online pada 18 November 2023)

dr. Pittara. 2022. Bulimia [online] (https://www.alodokter.com/bulimia diakses online pada 18 November 2023)