Unduh Aplikasi Nirvana

image Health

Health Category

Apa Itu Sleepwalking? Memahami Penyebab, Gejala Hingga Upaya Pencegahannya

22 September 2023

oleh Tiara Yola

Share

Tweet

Salin Tautan

Ringkasan

Apa Itu Sleepwalking?

Penyebab Sleepwalking

Gejala Sleepwalking

Kapan Harus Ke Dokter?

Upaya Pencegahan Sleepwalking

Pengobatan Sleepwalking

Sumber Referensi

Fenomena tidur sambil berjalan bisa jadi pernah dialami oleh beberapa orang. Bagi sebagian orang, hal ini mungkin terdengar aneh. 

Namun bisa saja terjadi pada siapapun bahkan orang di sekitar dan mereka melakukannya tanpa sadar. 

Rupanya fenomena tidur sambil berjalan atau yang lebih dikenal dengan istilah sleepwalking itu merupakan gangguan tidur. Dalam istilah medis gangguan tidur ini disebut sebagai somnabulisme.

Meski terbilang tidak berbahaya, namun kondisi tersebut tetap perlu diwaspadai. 

Pasalnya, bila sleepwalking terus berlangsung, tidak menutup kemungkinan penderita mengalami cedera akibat jatuh atau terbentur benda keras.

Lantas apa penyebab seseorang bisa menderita sleepwalking? 

Simak penjelasan selengkapnya dalam artikel berikut ini. Semoga bermanfaat!

Apa Itu Sleepwalking?

Seperti yang telah disebutkan, sleepwalking atau somnambulisme merupakan kondisi saat seseorang bangun, berjalan, atau melakukan kegiatan tertentu dalam keadaan tidur. 

Hal ini umumnya muncul setelah tertidur sekitar 1-2 jam, dan bisa berlangsung selama 5-30 menit.

Meski bisa terjadi pada setiap orang, namun sleepwalking umumnya lebih sering terjadi pada anak-anak. 

Meski begitu, kondisi ini biasanya hanya terjadi sesekali dan akan hilang seiring bertambahnya usia.

Penyebab Sleepwalking

Hingga saat ini, penyebab pasti sleepwalking belum diketahui. Akan tetapi, kondisi ini diduga diturunkan dari orang tua ke anak mereka. 

Pasalnya, seseorang berisiko tinggi mengalami tidur berjalan bila orangtuanya memiliki riwayat gangguan tidur ini.

Perlu diketahui bahwa sleepwalking lebih sering terjadi pada anak-anak usia 4-17 tahun. Meski belum diketahui pasti penyebabnya. 

Namun ada beberapa faktor yang kerap dikaitkan dengan terjadinya sleepwalking yakni kurang tidur, kelelahan, jadwal tidur yang tidak teratur, stres hingga mabuk. 

Termasuk penggunaan obat tertentu seperti antipsikotik, stimulan, atau antihistamin.

Selain itu, sleepwalking juga bisa disebabkan oleh kondisi kesehatan seperti demam, GERD, gangguan irama jantung, asma, sleep apnea, atau sindrom kaki gelisah.

Gejala Sleepwalking

Untuk diketahui bahwa pada dasarnya tidur terbagi menjadi dua tahapan yakni tahapan tidur rapid eye movement (REM) dan tahapan non-rapid eye movement (NREM). 

Tahapan ini sendiri akan berlangsung dalam siklus yang terus berulang. Pada tahap NREM akan terjadi 3 fase tidur yakni mata terpejam, namun masih mudah terbangun (fase pertama).

Kemudian pada fase kedua, irama jantung mulai melambat, suhu tubuh menurun, dan tubuh bersiap untuk tidur dalam. Sementara pada fase ketiga, fase tidur nyenyak, dimana seseorang akan sulit dibangunkan.

Sedangkan untuk gangguan tidur sleepwalking terjadi di fase ketiga tahap NREM. 

Adapun gejala yang terjadi adalah berjalan-jalan dalam keadaan tidur, melakukan berbagai aktivitas dalam keadaan tidur, duduk di tempat tidur dengan mata terbuka tapi masih dalam keadaan tidur.

Gejala yang ditunjukkan selanjutnya adalah mata terbuka namun dengan tatapan kosong, kebingungan dan tidak mengingat apa yang dilakukan ketika terbangun dan mengigau. 

Termasuk tidak merespons percakapan, berperilaku agresif atau kasar saat dibangunkan, serta kantuk pada siang hari.

Tidak seperti pada anak-anak, gejala sleepwalking pada pada orang dewasa bisa melibatkan perilaku yang lebih rumit, seperti memasak, makan, memainkan alat musik, bahkan menyetir.

Kapan Harus Ke Dokter?

Bila mengalami gejala sleepwalking seperti yang telah disebutkan, khususnya bila sering terjadi 2-3 kali dalam seminggu atau beberapa kali dalam satu malam, membahayakan diri sendiri atau orang lain. 

Termasuk menyebabkan kantuk berlebihan pada siang hari sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari, mengganggu tidur orang lain, mengalami sleepwalking hingga masa remaja, baru mengalami sleepwalking ketika dewasa, maka juga harus melakukan kontrol ke dokter

Selain itu, bila menderita penyakit atau kondisi yang terkait dengan sleepwalking seperti sindrom kaki gelisah atau sleep apnea, juga perlu untuk melakukan kontrol ke dokter. 

Bila sudah mendapatkan diagnosis, maka lakukan kontrol secara rutin untuk memantau efektivitas pengobatan, pemeriksaan rutin, serta menurunkan risiko terjadinya komplikasi.

Upaya Pencegahan Sleepwalking

1. Menciptakan lingkungan tidur yang nyaman

2. Mengelola stres dengan cara yang positif

3. Menghindari konsumsi minuman beralkohol yang berlebihan

4. Berolahraga secara rutin

5. Tidak bekerja hingga larut malam

6. Menetapkan jadwal tidur secara disiplin

7. Tidak bermain gadget sebelum tidur

8. Membatasi konsumsi makanan atau minuman berkafein, dan menghindarinya ketika menjelang waktu tidur

9. Melakukan aktivitas yang bisa merelaksasi pikiran sebelum tidur, misalnya mandi air hangat, membaca buku, atau mendengarkan musik

10. Melakukan pemeriksaan ke dokter bila memiliki riwayat penyakit tidur berjalan atau kondisi medis lainnya

Pengobatan Sleepwalking

Pada umumnya, sleepwalking tidak membutuhkan pengobatan khusus lantaran bisa sembuh dengan sendirinya. 

Akan tetapi, bila kondisi ini sudah membahayakan atau mengganggu banyak orang, maka perlu penanganan.

Untuk pengobatan sleepwalking sendiri akan disesuaikan dengan penyebabnya. Adapun beberapa metode yang bisa dilakukan adalah penerapan tidur yang sehat (sleep hygiene).

Biasanya dokter akan menyarankan pasien agar memperbaiki lingkungan dan kebiasaan tidur yang kurang baik dengan cara membuat jadwal tidur yang teratur. 

Yakni selalu tidur dan bangun pada jam yang sama setiap harinya.

Kemudian menghindari konsumsi minuman berkafein dan beralkohol dekat dengan waktu tidur, membatasi minum menjelang waktu tidur dan membuat kamar tidur menjadi senyaman mungkin. 

Serta melakukan aktivitas yang bisa merelaksasi pikiran sebelum tidur, misalnya mandi dengan air hangat, membaca buku tema ringan atau bermeditasi sejenak.

Sumber Referensi

Dokter Pittara. 2022. Penyakit Tidur Berjalan [online] (https://www.alodokter.com/gangguan-tidur-berjalan diakses pada 17 September 2023)

Elsa Savitrie. 2022. Apa itu Somnabulisme dan Berbahayakah? [online] (https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1269/apa-itu-somnabulisme-dan-berbahayakah diakses pada 17 September 2023)

article

Artikel Terkait Lainnya