Unduh Aplikasi Nirvana

image Health

Health Category

ADHD Viral dan Jadi Perbincangan Publik, Apa Itu?

15 June 2023

oleh Tiara Yola

Share

Tweet

Salin Tautan

Ringkasan

ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)

Penyebab ADHD

Gejala ADHD

Jenis ADHD

Pengobatan ADHD

Pencegahan ADHD

Sumber Referensi

Belum lama ini, masyarakat ramai membahas mengenai ADHD. Pembahasan mengenai ADHD viral di media sosial, diketahui berawal dari seorang pengguna medsos yang menyebut dirinya mengidap ADHD karena memiliki tingkah laku yang tak biasa.

Lantas sebenarnya apa sih yang dimaksud dengan ADHD? Mari kita kupas lebih detail soal ADHD lewat artikel berikut.

ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)

Berdasarkan informasi yang didapat dari laman CDC, ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) merupakan salah satu gangguan perkembangan saraf yang paling umum pada masa kanak-kanak, remaja, dan berpotensi juga pada dewasa.

Menurut CDC, biasanya ADHD pertama kali didiagnosis pada masa kanak-kanak dan sering berlangsung hingga dewasa. Pada mereka yang mengidap ADHD kemungkinan besar mengalami kesulitan dalam memperhatikan, mengendalikan, perilaku impulsif (mungkin bertindak tanpa memikirkan apa akibatnya nanti), atau juga menjadi terlalu aktif.

Mereka yang menderita ADHD bisa tampak gelisah, mungkin juga mengalami kesulitan berkonsentrasi dan bisa bertindak berdasarkan dorongan perasaan. Pada usia anak-anak, ADHD bisa menyebabkan harga diri dan fungsi sosial yang buruk bila tidak ditangani dengan tepat. 

Sedangkan pada usia dewasa, ADHD bisa membuat mereka memiliki harga diri yang buruk, kepekaan terhadap kritik, dan kritik diri yang meningkat.

Penyebab ADHD

Sejauh ini, penyebab ADHD belum diketahui secara pasti. Meski begitu, terdapat beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seorang anak terkena ADHD.

Adapun faktor yang dimaksud adalah faktor genetik dan lingkungan. Selain itu, ADHD juga bisa berkaitan dengan gangguan pada pola aliran listrik otak atau gelombang otak.

Namun di sisi lain, ada juga yang menilai bahwa gangguan perilaku hiperaktif pada anak disebabkan oleh sugar rush atau konsumsi gula secara berlebihan. 

Gejala ADHD

Gejala-gejala ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) dapat bervariasi dari individu ke individu. Biasanya, gejala ADHD terlihat sejak masa anak-anak, dan beberapa gejala mungkin berlanjut ke masa remaja dan dewasa. 

Usia kanak-kanak pada dasarnya menjadi hal wajar bila mengalami kesulitan fokus dan berperilaku pada satu waktu atau lainnya. Akan tetapi bagi anak-anak yang memang mengidap ADHD memiliki ciri lain, bahkan gejalanya berlanjut dan bisa menjadi parah hingga menyebabkan kesulitan sekolah, beraktivitas di rumah, atau bersosialisasi dengan teman. 

Di samping itu,pada beberapa kasus, penderita ADHD juga memiliki masalah tambahan seperti gangguan tidur dan kecemasan. 

Perlu dicatat bahwa untuk mendapatkan diagnosis ADHD, penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan yang berpengalaman dalam mengelola ADHD untuk mengevaluasi gejala secara menyeluruh dan mendiagnosis dengan tepat.

Jenis ADHD

ADHD memiliki tiga kategori berbeda berdasarkan jenis gejalanya. Adapun tiga jenis ADHD adalah:

1. Tipe Lalai

Pada penderita ADHD jenis ini, sulit bagi mereka untuk mengatur atau menyelesaikan tugas, memperhatikan detil atau mengikuti instruksi atau percakapan. Penderita ADHD tipe lalai ini mudah teralihkan atau melupakan detil rutinitas sehari-hari.

2. Tipe Hiperaktif/Impulsif

Penderita ADHD tipe hiperaktif/impulsif ini biasanya gelisah dan banyak bicara. Selain itu, mereka juga sulit untuk duduk diam dalam waktu yang lama, misalnya untuk makan atau saat mengerjakan pekerjaan rumah.

Sementara pada sikap impulsif mengacu pada keputusan atau tindakan yang diambil tanpa memikirkan konsekuensinya. Penderita ADHD tipe ini sendiri biasanya menyerang remaja usia 17 tahun lebih. 

3. Tipe Gabungan

Penderita ADHD tipe gabungan biasanya didiagnosis ketika seseorang terindikasi mengalami gejala seperti tipe lalai dan tipe hiperaktif/impulsif. 

Mengingat gejala pada ADHD dapat berubah seiring berjalannya waktu, maka persentase atau tipe ADHD juga bisa berubah.

Pengobatan ADHD

Pengobatan ADHD melibatkan pendekatan yang komprehensif dan dapat mencakup kombinasi terapi perilaku, pendidikan, dukungan sosial, dan pengobatan dengan obat-obatan. Setiap individu dengan ADHD memiliki kebutuhan yang berbeda, sehingga pengobatan yang tepat dapat bervariasi. 

Penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan yang berkualifikasi, seperti psikolog atau psikiater, untuk menentukan rencana pengobatan yang sesuai. 

Berikut adalah beberapa metode umum yang digunakan untuk mengobati ADHD: 

Terapi perilaku: Terapi perilaku adalah pendekatan yang fokus pada mengubah pola perilaku dan memperkuat keterampilan sosial dan pengaturan diri. Terapis bekerja dengan individu untuk mengembangkan strategi yang membantu mengelola impulsivitas, meningkatkan perhatian, dan mengatur waktu. 

Terapi farmakologis: Beberapa individu dengan ADHD mungkin memperoleh manfaat dari pengobatan dengan obat-obatan tertentu, seperti stimulan atau obat non-stimulan yang bekerja dengan membantu meningkatkan perhatian, mengurangi hiperaktivitas dan mengontrol impulsivitas. 

Perubahan gaya hidup dan dukungan sosial: Pengelolaan ADHD juga melibatkan pengaturan gaya hidup yang sehat dan dukungan sosial yang memadai.

Pendidikan dan pendekatan sekolah yang mendukung: Penting untuk melibatkan sekolah dalam pengelolaan ADHD, termasuk komunikasi yang baik dengan guru. Penyesuaian pendidikan seperti modifikasi tugas atau pengaturan lingkungan belajar yang lebih kondusif, dapat membantu individu dengan ADHD meraih potensi mereka secara optimal.

Pencegahan ADHD

Saat ini, belum ada cara yang pasti untuk mencegah ADHD secara langsung karena penyebab pasti gangguan ini masih belum diketahui secara menyeluruh. 

Namun, terdapat beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko gangguan ADHD. Berikut beberapa cara tersebut.

Perawatan prenatal yang baik: Selama masa kehamilan, penting untuk menjaga kesehatan ibu dan janin. Ini melibatkan mengikuti pola makan sehat, menghindari konsumsi alkohol. Jauhi merokok apalagi asap rokok, obat terlarang, serta menjaga rutin pemeriksaan kehamilan dengan tenaga medis yang berpengalaman.

Lingkungan yang mendukung: Menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan anak sejak usia dini dapat membantu mengurangi risiko ADHD. Ini meliputi memberikan stimulasi yang tepat, menyediakan rutinitas yang konsisten, memberikan perhatian dan dukungan emosional, serta menciptakan lingkungan yang aman dan terstruktur.

Deteksi dan intervensi dini: Mengenali tanda-tanda gangguan perkembangan atau kesulitan belajar pada anak secara dini dan mencari intervensi yang tepat dapat membantu mengurangi dampaknya. Ini melibatkan kerjasama dengan tenaga medis dan profesional kesehatan yang berpengalaman untuk penilaian dan penanganan yang tepat.

Meskipun tidak ada cara yang pasti untuk mencegah ADHD, langkah-langkah di atas dapat membantu menciptakan lingkungan yang mendukung dan mempromosikan perkembangan yang sehat pada anak. 

Penting untuk diingat bahwa setiap anak memiliki kebutuhan yang berbeda, dan jika ada kekhawatiran tentang perkembangan anak, berkonsultasilah dengan profesional kesehatan untuk evaluasi dan saran yang lebih spesifik.

Sumber Referensi

Suci Risanti Rahmadania. 2023. Lagi Viral di Medsos, Apa Sih Itu ADHD? [online] (https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-6757125/lagi-viral-di-medsos-apa-sih-itu-adhd diakses pada 14 Juni 2023)

CDC. 2022. What is ADHD? [online] (https://www.cdc.gov/ncbddd/adhd/facts.html diakses pada 14 Juni 2023)

APA. 2022. What is ADHD? [online] (https://www.psychiatry.org/patients-families/adhd/what-is-adhd diakses pada 14 Juni 2023)

NHS. 2023. Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) [online] (https://www.nhs.uk/conditions/attention-deficit-hyperactivity-disorder-adhd/ diakses pada 14 Juni 2023)

article

Artikel Terkait Lainnya